Mina-san
Konnichiwa, ogenki desuka?
Sebelum itu, apakah mina-san tahu tulisan yang ada pada gambar di atas? Ya... tulisan di atas merupakan kalimat "Yoku benkyou sureba, shiken no seisaki ga yoku naru (Kalau sering belajar, nilai ujian menjadi bagus/baik)".
Nah, pada artikel kali ini kita akan belajar dan juga membahas tentang bagaimana cara membuat pola kalimat "Kalau" dalam bahasa jepang atau bisa dibilang cara membuat pernyataan pengandaian dalam bahasa jepang.
Dalam bahasa Jepang cara membuat pola "Kalau" atau "Pengadaian" ada berbagai macam cara loh... seperti "Tara", "Nara" dan masih banyak yang lain.
Penasaran?...
Iki mashouuuu!!!
Tara (Kalau) N4
Tara merupakan pola kalimat "kalau" pertama yang kita pelajari. Pola ini hanya terdiri dari kata kerja bentuk "ta" atau lampau, kemudian ditambah "ra". Selain digunakan untuk kata kerja, pola ini bisa juga digunakan untuk kata sifat dan kata benda.
Pola tara sendiri lebih cocok digunakan untuk menyampaikan "pendapat kita atau pendapat pribadi" dibandingkan menyampaikan suatu fakta yang sudah pasti terjadi. Fokus utama pola ini lebih ke pengandaiannya.
Penggunaan tara sendiri tidak cocok untuk non-lisan (tulisan).
Rumus:
Kata kerja (ta) + ra
Kata sifat i (katta) + ra
Kata sifat na (datta) + ra
Kata benda (datta) + ra
Contoh:
- Okane wo takusan mottara, hikouki wo kaitai desu. (Kalau punya uang banyak, saya ingin beli pesawat).
Nara (Jika..., maka...) N4
Nara bisa dibilang sama seperti tara yaitu sama-sama berfokus ke pendapat pribadi, namun yang membedakan keduanya adalah pola nara pendapat pribadinya lebih ke tipe "saran atau pemberitahuan".
Rumus:
Kata kerja (kasual) + no + nara
Kata sifat i + no + nara
Kata sifat na + nara
Kata benda + nara
Contoh:
- Mayonaka ano michi wo watatte, hitori de arukanaide kudasai (Kalau lewat jalan itu tengah malam, tolong jangan jalan sendirian).
To (Jika..., maka...) N3
To merupakan kata yang berbeda dibanding pola "kalau" lainnya, dikarenakan pola ini berfokus pada masa lampau ataupun kejadian alam yang sudah pasti terjadi.
Meskipun begitu pola ini pada kalimat 2 atau kalimat hasil, tidak bisa menggunakan pola "maksud" dan hanya bisa menggunakan pola yang memiliki akhiran masu.
Rumus:
Kata kerja (kamus) + to
Kata kerja (nai) + to
Kata sifat na /kata benda + da + to
Contoh:
- Yoku ame furu to, Koko wa kouzui ni narimasu (Jika hujan besar sering turun, maka disini menjadi banjir).
Eba/Reba (Kalau) N4
Eba/reba merupakan pola "kalau" terakhir yang akan kita pelajari. Pola ini sendiri berfokus untuk menyampaikan suatu pengandaian yang masuk akal dan bersifat umum. Selain itu eba/reba juga bisa menyatakan suatu pendapat, namun pendapat yang masih masuk akal.
Pola ini bisa dikatakan antonim dari "tara" dikarenakan eba/reba berfokus pada hasilnya bukan pada syaratnya.
Kalimat 2 atau kalimat hasil, bisa menggunakan pola "maksud" dari pembicara seperti keinginan, permintaan, dan juga ajakan.
Rumus:
Kata kerja bentuk (eba/reba)
KS.i + i->kereba
KS.na + na->nara
KB + na->nara
Contoh:
Baca Juga: Pola Kalimat "SETELAH dan SEBELUM" Dalam Bahasa Jepang
Muzukashii desuka? Kantan desuka? Sono Nanika desu.
Mina-san, GANBATTE KUDASAI!!!
Sekian dari pembelajaran mengenai pola kalimat "Kalau" atau "Pengandaian" dalam bahasa jepang. Jika ada pertanyaan, saran ataupun ucapan lain, kalian bisa menghubungi kami di Contact Us.
Jaa mata ne...